Lingkungansosial dapat terbagi ke dalam tiga bagian diantaranya adalah lingkungan fisiososial (kebudayaan materil seperti peralatan, senjata, mesin, gedung dan lain-lain), lingkungan biososial (manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik MakalahManusia Dan Lingkungan Hidup. Alam yang indah dan lestari adalah suatu dambaan umat manusia. Alam yang indah dan lestari merupakan jaminan bagi kelangsungan hidup manusia dan segala lapisan kehidupan yang ada di dalamnya. Namun, kenyataan memperlihatkan bahwa alam sudah banyak mengalami kerusakan, bahkan sudah berada di ambang Potensisumber daya alam yang dimanfaatkan secara terus menerus mengakibatkan perubahan bagi kelangsungan alam. Salah satu dampak perubahan alam yang terjadi adalah menurunnya daya dukung lingkungan terhadap kehidupan manusia. Jelaskan faktor yang menyebabkan perubahan potensi sumber daya alam! 2. Peradaban Islam mulai masuk ke Nusantara secara lingkungan maka sinkronisasi budaya tersebut jelas merupakan ancaman bagi otonomi budaya masyarakatnya. Hal ini terjadi pada masyarakat Indonesia dimana, jaman sekarang masyarakat lebih suka merayakan Ulang tahun di tempat-tempat yang identik dengan budaya Barat sehingga dinilai tidak kuno lebih modern. Misalnya; KFC,Dunkin Jikakita lihat memang banyak sekali dampak negatif yang ditimbulkan oleh globalisasi terhadap lingkungan namun seperti 2 sisi mata uang globalisasi juga memiliki dampak positif yang diberikan terhadap lingkungan, hal ini dapat terlihat dengan munculnya kesadaran manusia akan mulai tercemarnya lingkungan hidup mereka, sehingga menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk berbenah, memulai hidup dengan cara yang baik untuk menjaga, menyelaraskan serta merawat lingkungan hidup guna menciptakan BidangBudaya Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara memengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia. Pengaruh tersebut mulai dari kosakata bahasa, musik, seni tari, pakaian, arsitektur hingga cara berpikir. Dampak dalam bidang budaya yang pertama adalah adanya kata-kata serapan. Kamu bisa lihat kata-katanya di bawah ini: . Jelaskan Pengaruh Faktor Lingkungan Alam Bagi Perkembangan Seni Budaya Nusantara – Seni budaya Nusantara adalah sebuah warisan yang berharga bagi masyarakat Indonesia. Ini merupakan segi budaya yang berbeda-beda namun saling melengkapi. Faktor lingkungan alam memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Secara umum, faktor lingkungan alam dapat didefinisikan sebagai kondisi yang mempengaruhi kehidupan manusia. Kondisi ini termasuk iklim, tingkat kelembaban, kemiringan tanah, dan banyak lagi. Iklim adalah faktor yang paling berpengaruh dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Iklim tropis yang hangat dan lembab memberikan kondisi yang tepat untuk menumbuhkan tanaman dan hewan yang beragam. Tanaman dan hewan tersebut memiliki warna yang berbeda-beda yang dapat menginspirasi seniman untuk menciptakan karyanya. Misalnya, warna-warna yang beraneka ragam pada bunga dan kupu-kupu telah menjadi inspirasi bagi para seniman untuk menciptakan karya seni yang beragam. Kemiringan tanah juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Tanah yang curam sering menjadi latar bagi lukisan dan foto. Bahkan, banyak lukisan seni rupa yang menggambarkan keindahan alam yang sangat menyentuh hati. Selain itu, air juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Air yang jernih dan bersih sering menjadi sumber inspirasi bagi seniman untuk menciptakan karya yang indah. Banyak karya seni yang menggambarkan alam yang indah dan alam yang berbeda-beda. Ini membuat seni budaya Nusantara semakin beragam. Faktor lingkungan lainnya yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara adalah kemajuan teknologi. Teknologi modern telah membantu seniman untuk menciptakan karya-karya seni yang luar biasa. Dengan menggunakan teknologi, seniman dapat menciptakan karya-karya yang canggih dan inovatif. Kesimpulannya, faktor lingkungan alam memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Iklim, kemiringan tanah, air, dan teknologi modern memainkan peran penting dalam seni budaya Nusantara. Faktor-faktor ini telah membantu seniman dalam menciptakan berbagai macam karya seni yang berbeda-beda namun saling melengkapi. Dengan begitu, seni budaya Nusantara dapat terus berkembang dan menjadi sumber kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Penjelasan Lengkap Jelaskan Pengaruh Faktor Lingkungan Alam Bagi Perkembangan Seni Budaya Nusantara1. Faktor lingkungan alam memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. 2. Iklim tropis yang hangat dan lembab memberikan kondisi yang tepat untuk menumbuhkan tanaman dan hewan yang beragam, yang dapat menginspirasi seniman untuk menciptakan karya seni. 3. Kemiringan tanah juga memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan seni budaya Nusantara. 4. Air juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. 5. Teknologi modern telah membantu seniman untuk menciptakan karya-karya seni yang luar biasa. 6. Faktor-faktor lingkungan alam telah membantu seniman dalam menciptakan berbagai macam karya seni yang berbeda-beda namun saling melengkapi. 1. Faktor lingkungan alam memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Faktor lingkungan alam memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Lingkungan alam menyumbangkan berbagai kondisi yang mendukung dan menjadi dasar untuk perkembangan berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk seni budaya. Secara khusus, lingkungan alam menyediakan berbagai sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan serta kemajuan budaya dan seni di Nusantara. Kondisi alam yang berbeda-beda di berbagai daerah Nusantara, dari hutan tropis di pulau Sumatra, hutan rawa di Kalimantan, hutan dataran rendah di Jawa, hutan rawa di Sulawesi, hutan hujan di Maluku, hutan musim dingin di Bali, hutan musim panas di Sulawesi Selatan, hutan musim semi di Nusa Tenggara Timur, hutan musim gugur di Kalimantan Barat, hutan musim semi di Kalimantan Timur, hutan musim dingin di Timor Leste, hutan musim gugur di Maluku Utara, hutan musim gugur di Papua, hutan musim semi di Papua Barat, dan hutan tropis di Kalimantan Tengah, menyediakan berbagai sumber daya alam yang kaya dan beragam. Sumber daya alam yang beragam ini terkadang dapat ditemukan di area yang sama, yang dikenal sebagai ekologi yang berdekatan. Sumber daya alam ini merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Berbagai macam sumber daya alam yang tersedia, seperti hewan, tanaman, dan mineral, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menciptakan berbagai macam karya seni budaya. Misalnya, bahan-bahan alami seperti kayu, batu, tanah liat, dan perhiasan berasal dari sumber daya alam yang dapat digunakan untuk membuat berbagai macam karya seni budaya, seperti kerajinan tangan, lukisan, patung, dan lain-lain. Bahan-bahan ini juga dapat digunakan untuk membuat berbagai macam pakaian, aksesori, dan alat musik yang merupakan bagian dari seni budaya Nusantara. Selain itu, sumber daya alam juga menyediakan berbagai bahan makanan yang diolah dan disajikan sebagai makanan khas Nusantara. Makanan khas ini merupakan salah satu elemen penting yang membentuk seni budaya Nusantara. Berbagai macam makanan khas yang berbeda-beda di setiap daerah Nusantara menjadi bagian penting dari budaya dan seni Nusantara. Pengaruh sumber daya alam ini juga dapat dilihat dalam berbagai budaya dan tradisi di Nusantara. Berbagai macam budaya dan tradisi, seperti upacara adat, tarian, dan lagu-lagu, dapat dikaitkan dengan sumber daya alam yang ada di daerah tersebut. Budaya dan tradisi ini mencerminkan pengaruh lingkungan alam terhadap seni budaya Nusantara. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh faktor lingkungan alam bagi perkembangan seni budaya Nusantara sangat besar, karena lingkungan alam memberikan berbagai sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menciptakan berbagai macam karya seni budaya, serta berbagai budaya dan tradisi yang terkait dengan lingkungan alam. Dengan demikian, lingkungan alam menjadi salah satu pendorong penting dalam membentuk dan mengembangkan seni budaya Nusantara. 2. Iklim tropis yang hangat dan lembab memberikan kondisi yang tepat untuk menumbuhkan tanaman dan hewan yang beragam, yang dapat menginspirasi seniman untuk menciptakan karya seni. Pengaruh faktor lingkungan alam bagi perkembangan seni budaya Nusantara teramat luas. Salah satu faktor lingkungan alam yang terpenting adalah iklim tropis yang hangat dan lembab. Iklim tropis yang hangat dan lembab memiliki berbagai konsekuensi bagi perkembangan seni budaya Nusantara. Pertama, iklim tropis yang hangat dan lembab memberikan kondisi yang tepat untuk menumbuhkan tanaman dan hewan yang beragam. Tanaman dan hewan yang beragam ini memberikan banyak inspirasi bagi seniman Nusantara untuk menciptakan karya seni. Seniman dapat mengambil inspirasi dari berbagai bentuk dan corak alam yang ada di sekitar mereka, seperti bentuk tumbuhan dan hewan, dan menggunakannya untuk menghasilkan karya seni yang berbeda dan unik. Kedua, iklim tropis yang hangat dan lembab juga mendorong seniman untuk menciptakan karya seni yang berbeda. Karena cuaca yang cenderung lembab, seniman dapat menggunakan lebih banyak warna dan tekstur untuk menciptakan karya seni mereka. Ini memungkinkan seniman untuk menciptakan karya seni yang lebih menarik dan beragam dibandingkan dengan karya seni yang dibuat di daerah yang lebih dingin. Ketiga, iklim tropis yang hangat dan lembab juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan budaya di Nusantara. Cuaca yang hangat dan lembab memungkinkan orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu di luar, berkumpul dengan teman-teman, dan mengeluarkan ide-ide baru. Ini berarti bahwa orang-orang di Nusantara dapat mengembangkan budaya dan seni yang lebih kaya dan beragam. Keempat, iklim tropis yang hangat dan lembab membuat orang Nusantara lebih terbuka dan toleran terhadap budaya dan seni yang berbeda. Cuaca yang hangat dan lembab memungkinkan orang untuk menikmati berbagai aktivitas di luar, seperti berbelanja di pasar, menikmati makanan dan minuman di restoran, dan bersosialisasi dengan orang-orang dari budaya berbeda. Ini memungkinkan orang Nusantara untuk lebih terbuka dan toleran terhadap budaya dan seni yang berbeda. Jadi, iklim tropis yang hangat dan lembab memiliki berbagai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan seni budaya Nusantara. Pengaruh ini meliputi inspirasi yang diberikan tanaman dan hewan beragam, kemampuan untuk menciptakan karya seni yang berbeda, pengembangan budaya dan seni yang lebih kaya dan beragam, dan meningkatnya keterbukaan dan toleransi terhadap budaya dan seni yang berbeda. Dampak ini menunjukkan bahwa iklim tropis yang hangat dan lembab adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangan seni budaya Nusantara. 3. Kemiringan tanah juga memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Kemiringan tanah merupakan salah satu faktor lingkungan alam yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Kemiringan tanah dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan suatu aktivitas atau budaya yang bisa dikembangkan di suatu tempat. Misalnya di daerah dataran tinggi, budaya panen raya akan lebih mudah untuk dikembangkan karena tanah yang ditumbuhi tanaman akan mudah diurus dengan adanya kemiringan tanah. Selain itu, kemiringan tanah juga berperan penting dalam pembentukan budaya lokal, khususnya budaya pedesaan. Di daerah dataran tinggi, kemiringan tanah memungkinkan untuk mengatur lahan pertanian yang teratur. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk mengatur lahan pertanian mereka, dan menciptakan pola budaya unik, seperti menanam tanaman di tepi bukit, menggunakan sistem budidaya yang berbeda, atau membagi lahan menjadi beberapa bagian untuk menanam jenis tanaman yang berbeda. Kemiringan tanah juga mempengaruhi seni dan budaya Nusantara. Di banyak daerah, kemiringan tanah dianggap sebagai bentuk seni dan budaya. Misalnya, di Bali, kemiringan tanah dianggap sebagai bentuk keindahan yang mendorong kebudayaan dan industri pariwisata. Di daerah lain, kemiringan tanah juga digunakan sebagai seni dan budaya. Contohnya, di daerah dataran tinggi, kemiringan tanah digunakan untuk menciptakan desain yang indah, seperti terasering atau taman. Kemiringan tanah juga sangat penting dalam pengembangan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia. Di daerah dataran tinggi, kemiringan tanah dapat memungkinkan untuk mengembangkan lahan pertanian yang produktif. Ini dapat membantu masyarakat di daerah tersebut untuk meningkatkan pendapatan mereka dan memperluas pasar budaya lokal. Kesimpulan, kemiringan tanah memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Kemiringan tanah dapat membantu dalam membentuk budaya lokal, menciptakan desain yang indah, dan mengembangkan ekonomi di daerah-daerah terpencil. Kemiringan tanah juga dapat membantu dalam pengembangan industri pariwisata, dan membantu masyarakat di daerah tersebut untuk meningkatkan pendapatan mereka. 4. Air juga memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Air memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Hal ini disebabkan oleh karena faktor lingkungan alam yang mempengaruhi budaya. Air memainkan peran penting dalam segala hal yang berhubungan dengan budaya manusia. Pertama-tama, air memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena air sangat penting bagi kehidupan manusia. Air dibutuhkan untuk berbagai macam kegiatan seperti memasak makanan, minum, mandi, mencucinya, dan lain-lain. Kebutuhan akan air ini akan mempengaruhi bagaimana seni dan budaya Nusantara berkembang. Kedua, air memiliki pengaruh besar dalam tradisi dan ritual seni budaya Nusantara. Beberapa tradisi dan ritual membutuhkan air untuk diadakan. Contohnya, beberapa budaya berhubungan dengan air seperti misalnya, upacara pemandian bayi. Upacara ini biasanya diadakan pada saat bayi baru lahir, yaitu dengan menggunakan air untuk membersihkan bayi tersebut. Selain itu, air juga dapat mempengaruhi cara masyarakat berpakaian, karena budaya masyarakat akan berbeda-beda tergantung dari suhu udara. Ketiga, air juga memiliki pengaruh besar dalam pembuatan alat musik. Beberapa alat musik asli Nusantara membutuhkan air untuk terbentuk. Contohnya, alat musik Rebab yang populer di Indonesia. Rebab ini terbuat dari sebuah tabung berisi air. Tabung tersebut kemudian diisi dengan air untuk menghasilkan suara yang unik dan khas. Selain itu, alat musik gamelan juga memerlukan air untuk dapat terbentuk dengan baik. Keempat, air memiliki pengaruh besar dalam seni lukis Nusantara. Air dapat digunakan untuk membuat beberapa jenis lukisan. Contohnya, lukisan batik yang merupakan salah satu jenis lukisan yang paling populer di Nusantara. Batik ini diproses dengan menggunakan air untuk menghasilkan warna yang berbeda-beda. Selain itu, air juga digunakan untuk membuat lukisan lain seperti lukisan tradisional atau lukisan modern. Jadi, air memiliki pengaruh besar dalam perkembangan seni budaya Nusantara. Air mempengaruhi segala hal yang berhubungan dengan seni dan budaya manusia, mulai dari kehidupan sehari-hari hingga tradisi dan ritual yang diadakan, serta mempengaruhi alat musik dan lukisan yang dibuat. Oleh karena itu, air memainkan peran penting dalam perkembangan seni budaya Nusantara. 5. Teknologi modern telah membantu seniman untuk menciptakan karya-karya seni yang luar biasa. Teknologi modern telah berperan besar dalam perkembangan seni dan budaya Nusantara. Teknologi modern telah membantu seniman untuk menciptakan karya-karya seni yang luar biasa. Teknologi modern telah memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi dan menggabungkan berbagai macam gaya dan teknik dalam menciptakan karya seni. Teknologi modern telah memfasilitasi seniman dalam berbagai cara. Misalnya, teknologi digital telah membantu seniman untuk menciptakan karya seni yang lebih kompleks dan indah. Teknologi digital juga memungkinkan seniman untuk menciptakan karya seni dalam waktu yang lebih singkat. Teknologi modern juga telah memungkinkan seniman untuk mengirim dan membagikan karya seni mereka dengan mudah melalui internet. Selain itu, teknologi modern juga telah membantu seniman untuk mengotomatisasi proses pembuatan karya seni. Misalnya, seniman dapat menggunakan perangkat lunak untuk membuat desain dan mengubah karya seni mereka dengan cepat dan mudah. Teknologi modern juga telah memungkinkan seniman untuk menggunakan berbagai jenis media untuk menciptakan karya seni yang lebih indah dan kompleks. Teknologi modern telah memiliki dampak besar dalam seni dan budaya Nusantara. Teknologi modern telah memungkinkan seniman untuk menciptakan karya seni yang lebih kompleks dan menarik. Teknologi modern juga telah membantu seniman dalam mengeksplorasi dan menggabungkan berbagai gaya dan teknik dalam menciptakan karya seni. Teknologi modern telah memungkinkan seniman untuk membagikan karya seni mereka dengan mudah dan mengotomatisasi proses pembuatan karya seni. Dengan demikian, teknologi modern telah memiliki dampak besar dalam perkembangan seni dan budaya Nusantara. 6. Faktor-faktor lingkungan alam telah membantu seniman dalam menciptakan berbagai macam karya seni yang berbeda-beda namun saling melengkapi. Faktor-faktor lingkungan alam telah memberikan dampak besar bagi perkembangan seni budaya Nusantara. Lingkungan alam memiliki pengaruh yang besar terhadap pembentukan kebudayaan dan seni suatu daerah. Lingkungan alam menyediakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh seniman dalam menciptakan karya seni. Selain itu lingkungan alam juga dapat memberikan inspirasi dan ide-ide baru kepada seniman untuk menciptakan karya seni yang unik dan menarik. Faktor-faktor lingkungan alam seperti cuaca, topografi, dan kondisi alam lainnya telah membantu seniman dalam menciptakan berbagai macam karya seni yang berbeda-beda dan saling melengkapi. Cuaca misalnya, merupakan faktor yang dapat berdampak pada pembuatan karya seni. Cuaca yang berbeda-beda dapat memberikan berbagai macam dampak yang berbeda pada karya seni yang diciptakan. Misalnya, cuaca yang cerah akan membuat seniman lebih bersemangat untuk menciptakan karya seni yang cerah dan bersinar. Sedangkan cuaca yang buruk akan membuat seniman lebih bersemangat untuk menciptakan karya seni yang misterius dan menarik. Topografi juga memiliki pengaruh terhadap karya seni yang diciptakan. Topografi adalah kondisi geografi di suatu daerah yang dapat mempengaruhi pembuatan karya seni. Misalnya, di daerah pegunungan yang memiliki pemandangan alam yang indah, seniman dapat menciptakan karya seni yang dapat menggambarkan pemandangan alam tersebut. Di daerah pantai, seniman dapat menciptakan karya seni yang dapat menggambarkan ombak dan pasir yang berkilauan. Kondisi alam lainnya seperti hutan, sungai, danau, dan lainnya juga dapat memiliki pengaruh yang besar pada karya seni yang diciptakan. Seniman dapat menggunakan sumber daya alam ini untuk menciptakan berbagai macam karya seni yang unik dan berbeda. Misalnya, seniman dapat menggunakan batu-batu yang ada di hutan untuk menciptakan patung kuno ataupun seni lukis yang menggambarkan hutan. Semua faktor lingkungan alam yang telah dijelaskan di atas telah membantu seniman dalam menciptakan berbagai macam karya seni yang berbeda-beda namun saling melengkapi. Faktor-faktor lingkungan alam ini telah menjadi inspirasi bagi seniman untuk menciptakan karya seni yang unik dan berbeda-beda. Dengan adanya faktor-faktor lingkungan alam ini, seniman dapat menciptakan karya seni yang dapat menggambarkan keunikan dan kekayaan alam yang dimiliki Nusantara. - Budaya merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa manusia yang selalu melekat dalam kehidupan sehari-hari. Wujud kebudayaan dapat dikenali berdasarkan unsur-unsurnya, seperti bahasa, sistem organisasi, sistem religi, pengetahuan, kesenian, dan mata pencaharian manusia. Kebudayaan turut menjadi pedoman laku hidup keseharian suatu masyarakat. Kebudayaan manusia di suatu tempat lazimnya berbeda dari tempat lainnya. Hal tersebut, misalnya, dapat dilihat di wilayah Indonesia yang memiliki banyak sekali perbedaan, mulai dari bahasa sampai mata pencaharian, dari Sabang sampai Merauke. Beragam kebudayaan itu eksis dan terbentuk dari beberapa aspek yang mempengaruhinya. Perbedaan budaya antara satu wilayah dengan wilayah yang lain dipengaruhi faktor-faktor yang terdapat pada wilayah tersebut. Di antara faktor-faktor itu adalah faktor geografis yang berkaitan dengan kondisi alam, serta mempunyai keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan kehidupan juga Tahapan Sistem Informasi Geografis Masukan, Olah Data dan Keluaran Kondisi Geografis Indonesia Nilai Positif Cegah Importasi Omicron Faktor Geografis Penyebab Keragaman Budaya di Indonesia Faktor-faktor geografis mempunyai andil dalam membentuk keragaman budaya pada suatu masyarakat. Sebagaimana dikutip dari buku Tradisi Sekura Cakak Buah Masyarakat Adat Saibatin Dalam Kaca Mata Geografi 2021, terdapat delapan faktor yang mempengaruhi kebudayan manusia, terdiri atas faktor lokasi, jenis iklim, relief permukaan bumi, tipe tanah, jenis flora dan fauna, kondisi air, sumber mineral, dan kontak dengan mengenai faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut 1. LokasiLokasi merupakan letak atau titik spesifik suatu tempat dalam suatu wilayah. Dengan demikian, ada unsur relasi keruangan, seperti posisi dan jarak suatu tempat dengan tempat lainnya. Sebagai misal, Indonesia adalah negara yang terletak di antara dua benua dan dua samudera. Dengan berada di lokasi tersebut, Indonesia memiliki keuntungan lalu lintas perniagaan yang melewati jalur maritim. Pada akhirnya, kesadaran akan kondisi ini mendorong daya cipta, rasa, dan karsa masyarakat di wilayah tersebut untuk memanfaatkannya. 2. Jenis iklimJenis iklim dipengaruhi letak suatu wilayah, yang juga akan menentukan pola perilaku masyarakat. Sebagai misal, iklim daerah pegunungan dan pesisir memiliki karakteristiknya masing-masing. Pada perilaku sehari-hari, iklim akan mempengaruhi cara berpakaian masyarakat. Contohnya, orang-orang yang tinggal di daerah iklim dingin pegunungan cenderung berpakaian tebal, sementara masyarakat yang tinggal di daerah pesisir cenderung berpakaian tipis. 3. Bentuk ReliefBentuk relief mempengaruhi kebudayaan masyarakat, misalnya dalam hal mobilitas masyarakat. Orang-orang yang tinggal di daerah relief perbukitan cenderung memilih berjalan kaki ketika berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sementara itu, masyarakat yang tinggal di daerah dekat sungai cenderung menggunakan perahu sebagai moda transportasi mereka. 4. Tipe TanahTipe tanah menentukan kesuburan tanah di suatu wilayah. Tanah berkapur di bentang lahan karst cenderung membentuk daerah yang kurang produktif untuk pertanian. Di sisi lain, tanah berkapur lahan karst menyajikan bentang alam yang eksotis sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata. Berbeda pula bagi masyarakat yang hidup di kaki gunung dengan tipe tanah subur untuk pertanian. Kondisi ini membangun pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda. Akibatnya terjadi keragaman regional antardaerah di Indonesia. 5. Jenis Flora dan FaunaPemanfaatan beragam flora dan fauna bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Lebih lanjut lagi, keragaman pangan flora dan fauna juga akan mempengaruhi nutrisi masyarakat. Sebagai misal, masyarakat Maluku kerap memanfaatkan kekayaan lautan dan tanaman sagunya. Sementara itu, masyarakat Jawa dengan ketela dan ikan wadernya. 6. Kondisi AirFaktor ini menentukan dapat tidaknya suatu wilayah dihuni dengan layak sehingga menjadi faktor krusial bagi lahirnya peradaban manusia. 7. Sumber-sumber MineralSumber mineral merupakan potensi alam dari bahan galian yang ada dalam perut bumi. Pemanfaatannya dilakukan melalui proses pertambangan eksploitasi. Kondisi geografis Indonesia mendukung kekayaan bahan mineral yang tersebar di daratan atau dasar laut. Persebaran jumlah dan jenis sumber daya mineral Indonesia tidak merata, tergantung kondisi batuan induk di setiap daerah. 8. Kontak dengan LautanKontak dengan lautan sangat penting bagi peradaban manusia. Orang-orang yang tinggal di daerah pesisir biasanya lebih sering berinteraksi dengan budaya wilayah-wilayah lain. Pertemuan dengan kebudayaan luar mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragam jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Faktor-faktor geografis di atas turut membentuk kebudayaan masyarakat di berbagai wilayah. Namun, tidak bisa dimungkiri faktor geografis bukan sebagai faktor tunggal. Ada beberapa pandangan lain tentang pengaruh geografis terhadap kebudayaan masyarakat, di antaranya pandangan determinisme lingkungan dan posibilisme. Pertama, determinisme lingkungan menyatakan bahwa lingkungan secara mekanis menentukan terbentuknya suatu budaya. Dalam pandangan ini, diyakini bahwa lingkungan dan kehidupan di dalamnya tetap ada dan tidak berubah. Berdasarkan hal itu, lingkungan menjadi faktor tunggal yang menentukan suatu kebudayaan. Kedua, pandangan determinisme berbeda dengan pandangan posibilisme. Menurut pandangan posibilisme, kondisi lingkungan alam bukan faktor dominan yang menentukan kebudayaan, melainkan faktor pengendali yang memberikan kemungkinan atau peluang yang memengaruhi kebudayaan manusia. Lingkungan alam hanya memberikan kemungkinan tertentu atas lahirnya suatu kebudayaan. Kedua pandangan ini menunjukkan bahwa faktor geografis berpengaruh terhadap keragaman budaya. Selain letak geografis, faktor lain yang mempengaruhi keragaman budaya masyarakat Indonesia adalah masuknya berbagai kebudayaan dunia ke dalam kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang sudah ada. Bagi Indonesia, pengaruh budaya luar budaya asing sudah terjadi sejak zaman dahulu. Keanekaragaman budaya di Indonesia juga diperkaya dengan kehadiran pendukung kebudayaan dari bangsa-bangsa lain sejak berabad-abad yang lalu, mulai dari penjajahan, hubungan perdagangan, penyebaran agama, dan juga Rangkuman Materi Geografi Wilayah dan Pembangunan Model Pengembangan Wilayah di Negara Berkembang dalam Geografi - Pendidikan Kontributor Auvry AbeyasaPenulis Auvry AbeyasaEditor Abdul Hadi Lukisan Abstrak, image pixabay Karya seni yang berasal dari kebudayaan telah ada sejak zaman prasejarah. Hal tersebut telah di buktikan dengan di temukannya guratan - guratan yang terdapat pada dinding gua - gua yang menggunakan warna sosok manusia purba pada masa lalu. Satu hal yang menjadi pembeda antara karya seni manusia purba di masa lalu dengan manusia modern sekarang ini adalah pada tujuan penciptaannya. Manusia purba di masa lalu membuat sebuah karya seni sebagai penanda dari sebuah kebudayaan pada masanya, sementara manusia modern seperti sekarang ini lebih untuk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungan di sekitarnya. Dalam perkembangannya, sebuah seni telah mengalami banyak pergeseran. Dengan kata lain fungsi seni sebagai sebuah media ekspresi. Maka karena sifatnya yang bebas, sebuah seni akhirnya menjadi individualistis. Latar Belakang Lahirnya Kesenian Beberapa hal yang menjadi latar belakang dari lahirnya sebuah kesenian antara lain sebagai berikut 1. Warisan Budaya Warisan budaya mampu membentuk watak serta karakter seseorang berdasarkan kepada hubungan manusia itu dengan lingkungan di sekitarnya. 2. Kekuatan Sejarah Merupakan sebuah kejadian - kejadian dan gejala - gejala sosial yang sedang berlangsung yang mempengaruhi seorang seniman. 3. Pengaruh Budaya Asing Budaya yang berasal dari luar negeri yang membawa pengetahuan baru tentang karya seni sehingga membuat persatuan dan proses asimilasi dari karya seni itu sendiri. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Seni Budaya Di Indonesia 1. Warisan Budaya Warisan budaya bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa sehingga membentuk sebuah watak dan karakter seniman bangsa Indonesia yang sangat beragam. 2. Kekuatan Sejarah Banyaknya kerajaan - kerajaan di Indonesia pada masa lampau juga telah mendorong berkembangnya seni dan budaya di Indonesia. Kerajaan - kerajaan tersebut pada masa kejayaannya tentu mempunyai kebudayaannya masing - masing. 3. Pengaruh Budaya Asing Asimilasi kebudayaan di antara sesama suku yang ada di Indonesia, serta kebudayaan asing seperti kebudayaan Hindu dan Budha, Kebudayaan Islam, Kebudayaan Tionghoa, kebudayaan barat telah membantu perkembangan seni budaya di Indonesia. Contoh nyata dari proses asimilasi antar budaya di Indonesia adalah pada budaya dan kesenian wayang kulit di Jawa Tengah. Wayang Kulit yang kita kenal sekarang ini pada mulanya merupakan budaya masyarakat yang beragama Hindu. Namun kemudian ketika ktika agama Islam mulai masuk Ke Indonesia maka kemudian kebudayaan islam mempengaruhi kesenian wayang kulit tersebut. Hal tersebut terjadi ketika penyebar agama Islam di tanah Jawa yang di kenal dengan nama Walisongo, menjadikan wayang kulit sebagai salah satu media dakwah dengan merubah beberapa alur cerita maupun tokoh - tokohnya sesuai dengan nilai - nilai agama Islam. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Seni Dan Budaya 1. Faktor Internal Faktor internal adalah kreativitas manusia yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri yang kemudian melahirkan ide - ide dan gagsan baru yang original dan unik. 2. Faktor Eksternal Faktor Eksternal adalah faktor lingkungan hidup yang meliputi lingkungaan alam dan lingkungan sosial budaya. Tantangan alam yang teralampau kuat , misalnya di daerah gurun pasir, atau daerah yang sangt dingin seperti di daerah kutub utara, menjadikan manusia tidak tertarik dan terangsang untuk membuat sebuah karya seni. Demikianlah artikel tentang Perkembangan Seni Dan Budaya Di Indonesia, semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan Anda. Di dalam dunia perkembangan arsitektur, tentunya sangat erat dengan sejarah, kesenian dan kebudayaan. Jika kita berbicara tentang kebudayaan maka kita tidak akan bisa lepas dari unsur manusia. Jika kita bebicara tentang sejarah maka kita tidak akan lepas dari unsur waktu, dan unsur waktu yang dimaksud adalah waktu yang lampau. Dulu pada zaman purba arsitektur hanyalah sebuah karya yang sangatlah sederhana yang hanya berfungsi hanya sebagai perlindungan diri dari alam. Seiring berjalanya waktu dari pemikiran yang bisa dikatakan masih primitif berkembang menjadi munculnya lukisan-lukisan, patung, tempat pemujaan dan sebagainya seiring dengan berkembangnya pola pikir manusia itu sendiri. Yang mulanya dari hanya tempat berlindug saja berkembang menjadi bukan hanya tempat berlindung mungkin ada tempat ibadah, tempat ternak, tempat kerja dan tempat-tempat yang mungkin bahkan tak terfikirkan oleh manusia-manusia primitif zaman dulu. - Agama Hindu-Buddha ke Indonesia sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Tetapi pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha masih dapat dirasakan hingga sekarang ini oleh masyarakat. Ada yang masih dijalankan hingga kini. Banyak pengaruh Hindu-Buddha yang juga dipelajari oleh kebudayaan dan agama Hindu-Buddha juga menyebabkan akulturasi dengan kebudayaan lokal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi. Baca juga Teori Masuknya Hindu-Buddha ke NusantaraPengaruh Hindu-Buddha bagi Indonesia Berikut pengaruh Hindu-Buddha di masyarakat Indonesia Seni bangunan arsitektur Salah satu bentuk peninggalan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia adalah seni bangunan. Dalam buku Kehidupan Masyarakat Pada Masa Praaksara, Masa Hindu Buddha, dan Masa Islam 2019 karya Tri Worosetyaningsih, perkembangan Hindu Buddha di Indonesia telah membawa pengaruh besar dalam berbagai karya seni dan kerajinan maupun bangunan. Salah satu hasil karya adalah candi. Bagi Hindu dan Buddha candi memiliki fungsi yang berbeda. Bagi candi bercorak Hindu berfungsi sebagai makam, sementara candi bercorak Buddha memiliki fungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan. Arsitektur tradisional tidak bisa dilihat sebagai ujud fisik semata, sekedar aspek formalnya saja. Arsitektur tradisional harus dibaca sebagai artefak budaya, karena kehadirannya turut menginformasikan kekhasan budaya manusia yang menciptakannya; mencerminkan karakter masyarakat yang hidup di jamannya; dan mengekspresikan nilai budaya, sistem kepercayaan dan pola hidup yang dianut komunitasnya. Studi tentang arsitektur tradisional bukanlah lahan eksklusif para pakar di bidang arsitektur saja, karena banyak ber-irisan dan tumpang tindih dengan disiplin ilmu lain yang relevan, seperti antropologi, geografi, ilmu lingkungan, dan disiplin terkait lainnya. Namun demikian, dari waktu ke waktu perhatian dan keterlibatan pakar dari bidang arsitektur, baik di dalam dan di luar negeri, cenderung meningkat tajam, baik secara substantif maupun metodologis. Buku ini merupakan kumpulan hasil studi literatur dan lapangan seorang peneliti muda yang memiliki minat dan komitmen untuk mengembangkan pengetahuan tentang arsitektur Nusantara, ditulis dalam kegelisahan batin berbaur semangat untuk melestarikan nilai-nilai dan artefak budaya masyarakat etnik yang ada di Nusantara yang tengah digerus oleh kekuatan globalisasi yang bersifat sekular. Apa yang disajikan masih bersifat eksploratif, terbuka bagi pengkayaan data dan interpretasi lanjut, namun sudah layak untuk menjadi bahan rujukan dasar bagi mereka yang ingin melangkah lebih lanjut ke dalam khasanah pengetahuan tentang arsitektur Nusantara, juga sebagai bahan ajar tentang arsitektur tradisional bagi mahasiswa arsitektur strata sarjana. Di tengah kelangkaan sumber literatur tentang arsitektur tradisional di Nusantara, kehadiran buku ini tentunya akan membawa banyak hikmah dan manfaat. Namun demikian, substansi buku ini selayaknya tidak diterima secara doktrinal, melainkan secara kritis dan refleksif. Dengan demikian senantiasa akan terbuka wacana dan kesempatan untuk menyempurnakan substansi buku ini dari waktu ke waktu. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free A preview of the PDF is not available Audy WidhianingtyasSudianto AlyAbstrak - Salah satu cerminan kekayaan budaya Indonesia adalah arsitektur tradisional, tak terkecuali arsitektur Jawa yang sarat makna. Sayangnya, eksistensi arsitektur tradisional di era modern kian memudar. Adanya Plataran Dharmawangsa sebagai contoh pelestarian arsitektur Jawa meski telah mengalami penyesuaian pada fungsi dan desain menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari bagaimana tata ruang dan bentuk arsitektur Jawa pada restoran Plataran Dharmawangsa di Jakarta. Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan, dilakukan kajian teori untuk mendasari penelitian ini. Teori yang dikaji adalah teori tata ruang dan bentuk arsitektur Jawa, ditinjau dari aspek orientasi, zonasi dan ruang-ruang, bentuk bangunan tradisional, elemen pembentuk ruang konsep kepala-badan-kaki, struktur dan konstruksi, serta ornamen, hingga diperoleh rangkuman sebagai alat analisis. Pada Bab 3, dipaparkan data-data terkait dengan objek penelitian yaitu Plataran Dharmawangsa berkaitan dengan teori arsitektur Jawa yang telah dipelajari pada bab 2, dimulai dari aspek orientasi, zonasi, ruang, massa, elemen pembentuk ruang, struktur, dan ornamen yang ada lewat foto-foto dan deskripsi. Pemaparan ini berfokus pada Ruang Sedap Malam, Ruang Kenanga, Ruang Melati, Ruang Kantil, dan Surau. Pada Bab 4, tata ruang dan bentuk arsitektur Jawa pada objek dianalisis dari keenam aspek, menggunakan alat analisis di bab 2. Hasilnya ditentukan dengan parameter sesuai’, penyesuaian’, atau tidak sesuai’, dan kemudian dirangkum. Pada Bab 5, disimpulkan bahwa dapat ditemukan tata ruang dan bentuk arsitektur Jawa pada restoran Plataran Dharmawangsa di Jakarta dengan adanya penyesuaian pada tiga aspek. Dari segi ruang, aspek orientasi dan zonasi ruang telah mengalami pergeseran akibat faktor geografis dan penyesuaian fungsi. Dari segi bentuk, penyesuaian terdapat pada aspek elemen pembentuk ruang, khususnya variabel pelingkup yang kini dikombinasikan dengan material dinding yang lebih transparan. Hal ini mendukung keharmonisan dengan alam dan menyatukan keragaman fasad pada Plataran Dharmawangsa. Tata ruang dan bentuk arsitektur Jawa ini kini menjadi karakteristik dan nilai tambah bagi restoran Plataran Dharmawangsa, dengan aktivitas restoran yang tetap dapat terwadahi dengan baik. Kata Kunci tata ruang, bentuk, arsitektur Jawa, restoran, Plataran Dharmawangsa, JakartaResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.

jelaskan pengaruh faktor lingkungan alam bagi perkembangan seni budaya nusantara